Jumat, 22 Oktober 2010

Senin..


 .…..Orang bilang cinta itu buta….
…....Orang bilang jatuh cinta itu sakit…

Di depan meja ini,di kafe ini,tepat 2 tahun silam kita bertemu dan saling mengagumi dengan apa yang di sajikan kafe itu. Menu andalan tiap hari senin. Secangkir moccacino panas. Entah mengapa rasanya membuat moodku menjadi baik dan menciptakan kenyamanan yang tak ku dapatkan dari aneka keduniawian lainnya. Bukan hp I phone, note book Mac Apple, I pod shuffle,emas putih,adidas keluaran 2 tahun sekali,tas tenis Reebok yang katanya cuma di miliki Andre Agassi dan Anna Kournikova..dan entah benda-benda lainnya yang tak bisa ku bandingkan dengan 30 menit menikmati secangkir moccacino panas tiap senin bersamamu.
Sebuah tawa dari seseorang sepertimu. Yang tidak punya jam tangan,kemeja yang sangat kusam karena kau bilang kau mencucinya tiap hari. Jaket kumal yang kau suka baunya. Dan sandal gunung yang sangat kau banggakan karna menemanimu melanglang buana. Dan satu lagi tatapan hangatmu. Entah mengapa aku menyukai semua itu. Seakan dunia senin adalah milikku bersamamu meski aku tak tau apakah kau juga merasa begitu. Aku tak peduli. Karena aku memang tak mau. Memikirkan hal itu hanya membuat kerutan di wajahku bertambah,aku hanya ingin menghujani seninku dengan bau kopi moccacino panas itu. Dan membungkus arti ‘I hate Monday’ dengan sejuta tatapanmu dan senyummu padaku. Sungguh aku tak menyesali kehidupanku sama sekali!
Mungkin ketololanku karna aku memang buta. Orang bilang perasaan seringkali membutakan logika. Dan sering pula perasaan membuat hati menjadi luka.
Mungkin memang benar.
Tapi sekali lagi aku tak peduli. Karena aku memang sungguh tak mau,untuk peduli.
Hanya secangkir moccacino panas,senyumanmu,dan tatapanmu. Cuma 3 hal itu yang akan menjungkir balikkan nightmareku di hari senin.
Aku selalu menikmati tiap tegukanku bersama moccacino panasku. Seringkali aku berdoa andai 30 menit terhenti,dan semua menjadi mati. Hanya ada kau dan aku. Kita menikmati secangkir kopi favorit itu sepuasnya.
Aku memang telah buta.
Tapi aku bisa melihat kesempurnaan saat kita bersama. Aku tidak buta.
Dan jatuh.
Yah..yah..orang bilang bila jatuh akan sakit.
Tapi aku tak peduli. Bagiku jatuh ku kali ini adalah jatuh yang harus di nikmati. Aku memang tak mau peduli. Sangat tidak mau.
Dan lagi-lagi orang bilang,untuk menyuruhku berhati-hati bila kau buta,karna kau akan jatuh berkali-kali dan kau butuh alat dan pembantu untuk menuntun langkahmu. Dan itu memang benar.
Kau,dan moccacino panas itu telah menghempaskan aku pada satu titik sepi yang meringkus keramaian hatiku menjadi bisu.
Aku bisu.
Aku tuli.
Aku buta.
Dan kali ini tepat 2 tahun,aku menikmati rasa moccacino itu menjadi hambar dan aneh. Dan menu senin itu tak beda dengan menambah mimpi burukku pada hari senin.
Ternyata memang aku buta. Bukan moccacino. Tapi kamu.
Dan ternyata aku tuli. Bukan omongan orang,tapi cuma omonganmu.
Dan ternyata aku bisu,bukan balas berkata,tapi cuma mendengarkanmu.
Karna memang cuma itu yang aku tau,sudah cukup bagiku.
Senin,2 tahun yang lalu. Aku sendiri,di depan meja no satu dekat pintu. Dengan secangkir kopi panas moccacino,dengan sebuah pesan kecil darimu yang kau kirimkan via pos ke rumahku,
‘seninmu akan kembali di temani secangkir moccacino panas,tapi tanpaku. Karna aku harus pergi…’
Aku tak menyangka ini awal yang memelekkanku,sekaligus akhir kebutaanku,
Orang bilang cinta itu buta.
Dan aku
…telah buta karenanya..
Dan kebutaanku sangat fatal. Tak ada yang menuntunku atau ada alat bantu yang membantuku berjalan. Aku telah jatuh dan sangat sakit. Dan terluka parah.
Kebutaanku permanen. Kemelek anku telah kau ambil saat kau mengirimkan pesan terkutuk itu. Meski mata fisikku masih bisa mengawasi racikan barrista meramu kopi kesayangan kita,namun mata dalam hatiku menjadi buta sama sekali,karna rasa kopi itu telah berubah menjadi sangat aneh. Aku tak bisa membaui nikmatnya aroma panas kopi kecoklatan itu.
Sungguh aku tak suka mataku kali ini. Aku ingin buta bersamamu. Bukan buta seperti ini…
….kopi itu menjadi dingin,
….bukan meja no 1 dekat pintu
Malam itu sangat dingin,aku tak mau moccacino panas itu lagi…


Kafe in my hometown,2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar