Jumat, 22 Oktober 2010

Aku.Kamu.


Memang bukan mauku untuk berjalan di jalurku tanpamu. Karna ku tau kau tau itu. Tapi jalan selalu ada ujungnya,meski ku lupa di mana pangkalnya.
Tapi aku harus mau,meski aku sungguh tak mau.
Karena  hidup adalah cair. Dan waktu terus mengalir. Cinta adalah sebuah air yang mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Dia harus mengalir,atau mati.
Aku tak jago dalam merangkai kata pembukaan yang harus di akhiri dengan kata penutup yang berpadu padan dan membuat mu manggut-manggut. Justru kebisuan lah satu-satunya kejujuran yang ada. Di mana indra menjadi buta dan hanya rasa yang bicara.
Aku tau aku akan tersesat  di jalan itu. Aku akan kehilangan petunjuk ku. Dan aku akan dengan gusar mencari bintang selatan,mercusuar atau kompas yang akan menjadi petunjukku. Tapi ini adalah pilihan. Kau bilang pahit adalah pilihan bukan?
Kembali ku lewati pagi kembali. Tapi tanpa kopi coklat pekat  dan selapis roti selai coklat.
Sepi.
Sunyi.
Mungkin ini adalah perpisahan paling sepi yang pernah aku dan kamu rasakan.
Tak ada gerakan apapun. Tak ada suara.
Bisu.
Bukankah kata tercipta untuk menipu?
Dan saat indra menjadi buta,kejujuran adalah sebuah kebisuan yangi punya ruang di hati untuk berani dan bersuara paling lantang.
Dan itulah kita.
Kau dan Aku.
Yang tak lagi jadi kita.
Hanya aku,
Hanya kamu.

( a little note for a friend who makes me blind but see what I cant saw for awhile)


Sidoarjo,2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar